Kisah, 5 Anak Yatim Piatu Tidur di Gubuk Dengan Kambing di Bogor
Kisah, 5 Anak Yatim Piatu Tidur di Gubuk Dengan Kambing di Bogor - Miris dan mengenaskan. Begitulah kira-kira menggambarkan kehidupan lima anak-anak...
Blog kumpulan artikel, foto, video terbaru yang jadi viral dan hebohkan netizen Indonesia
Istriku Liliana tersayang,Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Ibu Guru : “Kamu anak baru?”Jika pembaca orang jawa tentu mengetahui apa itu “demit”. Dalam bahasa Jawa “demit” itu merupakan sebutan dari nama atau sebutan dari makhluk halus. Hal yang membuat ketawa adalah namanya bagus banget tapi panggilannya malah demit. Dengan jawaban itu, para siswa dan siswi di kelas tersebut malah tertawa terbahak-bahak. Bahkan, gurunya pun sebenarnya mau tertawa hanya saja malu dan akhirnya hanya senyum-senyum saja.
Murid Baru : “Nggih.. eh, iya Bu..”
Guru : “Pindahan dari mana nak?”
Murid : “Bantul, Yogyakarta Buu..”
Guru : “Namamu siapa?”
Murid : “Demitri Saklitunov”
Guru : Hmmm keren (takjub) “Kamu lahir di Rusia ya?”
Murid : “mBoten (tidak), saya kelahiran Sewon… mBantul, Yogyakarta bu..”
Guru : “Bapakmu seorang Dubes?”
Murid : “Bukan Bu, tukang ojek..”
Guru : “Ibumu kerjanya apa?”
Murid : “Jual jamu gendong..”
Guru : “Siapa nama bapakmu?”
Murid : “Triyono..”
Guru : “Ibumu?”
Murid : “Sademi..”
Guru : “Namamu kok kaya orang Eropa??”
Murid : “Itu singkatan Bu, (Demitri Saklitunov) saDEMI dan TRIyono, Jadi Demitri…”
Guru : “Ooowwh… lha Saklitunov?”
Murid : “Saya lahir SAbtu KLIwon TUjuh NOVember…”
Guru : “Terus panggilanmu???”
Murid : “Demit Bu….”